Pages

Saturday, December 15, 2012

boyband Indonesia Kehilangan Identitas



Illustrasi Blogger
Oleh : Dr.Andri,SpKJ

“liat  di TV bergaya Korea kagak pantas banget…jadi kaya  termasuk identitas gender-nya…Sadarlah”

Kalimat di atas adalah status saya di Facebook pagi tadi. Banyak juga yang “like” status itu dan ada juga yang berkomentar apakah itu suatu gangguan jiwa. Memang kalau saya berkomentar tentang sesuatu hal yang negatif, biasanya para teman facebookers saya langsung menanggapi dengan apakah itu termasuk gangguan jiwa. Bahkan ada yang mengusulkan untuk menuliskan artikel mengenai hal ini. Jadi inilah artikel hasil “ajakan” facebooker di FB saya.

Sebenarnya saya menulis status itu bukan tanpa sebab. Saya melihat beberapa hari yang lalu di suatu acara musik yang begitu banyak di stasiun TV Indonesia muncul sebuah kelompok boyband Indonesia yang meniru gaya korea baik dandanan maupun gaya tarinya. Lagu dan suara penyanyinya bisa dibilang sangat biasa, tapi gaya berpakaian dan gaya dandanannya yang bikin saya kaget sekaligus prihatin.

Mungkin meniru gaya korea yang kadang penyanyinya berdandan cross gender, boyband Indonesia yang isinya anak-anak muda tanggung ini pun bergaya seperti itu. Rambut dicat warna ngejreng dengan dandanan muka yang lebih menyerupai lawan jenisnya, tebal dan pake riasan yang biasanya dipakai oleh kaum hawa. Bajunya pun tak kalah heboh, jeans ketat dipadu dengan baju-baju ala anak boyband (yang saya sendiri gak tahu ini seperti apa) ditambah dengan aksesoris yang sepertinya memang aksesoris transgender.

Saya jadi berpikir apakah ini artinya si anggota boyband ini memang bukan hanya kehilangan selera lokal dalam bernyanyi tetapi juga kehilangan identitas diri (dan gendernya) juga? Pertanyaan ini saya tampilkan karena dalam ilmu kedokteran jiwa, transgender termasuk dalam suatu kondisi gangguan kejiwaan. Dia bukanlah suatu identitas seksual (seperti homoseksual) yang “dianggap” bukanlah gangguan jiwa di dalam ilmu kedokteran jiwa. Mungkin hal ini pun bisa memicu kontroversi, tetapi saya hanya mengatakan sebatas apakah ini menurut kedokteran jiwa termasuk gangguan jiwa atau tidak.

Berpakaian ala lawan jenis adalah juga suatu karakteristik gangguan jiwa yang termasuk dalam transgender. Selain itu memakai make-up yang sehubungan dengan karakter lawan jenisnya juga demikian. Ini merupakan suatu gangguan jiwa yang mulai muncul sejak masa remaja dan berlanjut sebagai suatu kondisi kebingungan gender di masa dewasanya.

Tidak heran sejak kecil kita oleh orang tua kita dikondisikan untuk “mengisi” identitas gender kita dengan simbol-simbol simbolik khas masing-masing gender. Laki-laki oleh ayahnya dibelikan mainan mobil-mobilan, pistol, pedang, robot-robotan, mainan kuda dan topi koboi sedangkan perempuan dibelikan perangkat masak, boneka barbie, alat-alat make up mainan. Ini adalah upaya awal bagi orang tua memperkenalkan identitas gender kepada anaknya lewat jalan simbolik dengan alat-alat permainan. Selanjutnya nanti akan terlihat peran yang dibedakan antara anak laki-laki dan perempuan. Secara natural kita semua sebagai orang tua ataupun dulu ketika masih kecil mengingat peran gender yang berbeda ini diberikan.

Apa yang ditampilkan oleh beberapa boyband Indonesia bergaya korea itu apakah bukan menjadi sumber kebingungan anak muda yang menontonnya? Apalagi anak-anak yang sedang mencari identitas dirinya. Saya hanya prihatin terhadap keadaan ini. Tanpa sadar kita sudah diberondong oleh budaya baru yang lama-lama bisa menghilangkan akar budaya kita sendiri apalagi sasarannya adalah anak muda. Di lain pihak, gaya para personel boyband yang menampilkan penampilan transgender dalam sisi make up juga bisa menimbulkan kebingungan dari para pemirsa anak muda tentang kondisi identitas gender itu sendiri.

Apakah anda punya pikiran yang sama dengan saya?

Salam Sehat Jiwa

0 comments:

Post a Comment